Meningkatkan produktivitas pada UMKM Jamur Tiram dengan menerapkan budaya 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) serta pemberian Alat Pelindung Diri untuk keselamatan pekerja
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jamur Tiram milik Ibu Umi yang terletak di Kabupaten Magelang, Desa Sidomulyo tepatnya pada Dusun Candi merupakan salah satu petani jamur tiram yang sedang merintis. Persoalan ini menjadi perhatian Sofi Amalia sebagai salah satu tim II KKN UNDIP dari program studi Teknik Industri untuk membantu pelaku UMKM dalam meningkatkan produktivitas kerja dengan program "Ayo Budayakan 5S pada Tempat Kerja".
Metode 5S merupakan pendekatan manajemen Jepang yang berfokus pada penataan dan pemeliharaan tempat kerja yang efisien dan efektif. Berikut adalah penerapan 5S di UMKM jamur tiram Desa Sidomulyo, Dusun Candi:
Seiri (Ringkas): Langkah pertama adalah memisahkan barang-barang yang diperlukan dan tidak diperlukan di area kerja. Peralatan dan bahan yang tidak terpakai atau rusak dibuang atau disingkirkan, sehingga hanya menyisakan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan dalam proses produksi.
Seiton (Rapi): Setelah proses sortir, barang-barang yang diperlukan ditata dengan rapi di tempat yang mudah dijangkau. Setiap peralatan diberi label dan disimpan di tempat yang telah ditentukan untuk memudahkan akses dan mengurangi waktu pencarian.
Seiso (Resik): Kebersihan lingkungan kerja sangat diperhatikan. Area kerja dibersihkan secara rutin untuk menjaga kerapian dan menghindari kontaminasi produk jamur tiram. Proses pembersihan juga membantu dalam pemeliharaan peralatan agar tetap berfungsi dengan baik.
Seiketsu (Rawat): Prosedur yang telah diatur dalam tiga langkah pertama kemudian distandarisasi. Semua pekerja diwajibkan mengikuti prosedur ini untuk menjaga konsistensi dalam kualitas produksi dan keamanan kerja.
Shitsuke (Rajin): Langkah terakhir adalah menanamkan disiplin di antara pekerja untuk terus mematuhi standar yang telah ditetapkan. Ini dilakukan melalui pelatihan rutin dan pengawasan yang ketat untuk memastikan implementasi 5S berjalan lancar.
Selain penerapan 5S, pemberian Alat Pelindung Diri (APD) juga menjadi fokus utama untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja. APD yang disediakan meliputi masker, sarung tangan, dan pelindung mata. Ini penting untuk melindungi pekerja dari berbagai risiko yang terkait dengan proses budidaya jamur, seperti paparan spora jamur, debu, dan bahan kimia.
Dengan penerapan metode 5S dan pemberian APD, UMKM jamur tiram di Desa Sidomulyo tidak hanya berhasil meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman bagi para pekerja. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk jamur tiram di pasar serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di desa tersebut.
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa dengan komitmen terhadap kualitas, kebersihan, dan keselamatan kerja, UMKM dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga kesejahteraan pekerja. Optimalisasi ini juga memberikan inspirasi bagi UMKM lain untuk menerapkan pendekatan serupa, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha di berbagai sektor.